BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 04 Mei 2010

Manfaat & Kelemahan Economic Value Added

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari EVA menurut Siddharta (1997:176-177) adalah :
1. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham.
2. Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
3. EVA membuat manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan mengevaluasi kinerja berdasar kriteria memaksimumkan nilai perusahaan.
4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikansikan kegiatan atau praktek yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal.
5. EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur modal.

Melihat berbagai kelebihan EVA, ternyata juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Mirza (1997:197-198) sebagai berikut :
1 EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
2 EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justruk lebih dominan.
3 Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat.

sumber : www.google.com

Tiga FAktor yang menarik EVA

akibat strategi manajemen dalam akuisisi, investasi dan restrukturisasi.
Menurut MH Armitage dan Vijay Jog, EVA menarik karena tiga factor yaitu (Armitrage, Jog,1996 22):
1. Dalam membandingkan metode arus kas yang didiskontokan akan memberikan suatu nilai yang diharapkan pada suatu waktu dari investasi di masa depan, EVA menyediakan suatu pengukuran tahunan dari kinerja penciptaan nilai yang sebenarnya (bukan ramalan).
2. Hasil EVA (positif/negatif) menelusuri lebih dekat ke kesejahteraan para pemegang
saham dibandingkan dengan ukuran-ukuran tradisional yang lain.
3. EVA meluruskan strategi-strategi organisasi yang diinginkan dengan pengukuran kinerja yang akuran dan prosedur-prosedur kompensasi.
Oleh karena itu maka setiap perusahaan tentu menginginkan EVA naik, karena EVA adalah tolak ukur fundamental dari tingkat pengembalian modal (return of capital). Ada tiga cara untuk menaikkan NITAMI, menurut Widayanto (1994:277) adalah sebagai berikut :
1. Tingkatan keuntungan (profit) tanpa menggunakan tambahan modal Cost cutting sudah merupakan metode yang sangat populer dewasa ini. Kegiatan ini akan membawa ke kegiatan yang membabi buta dan tidak efektif dalam menaikkan NITAMI.
2. Kurangi pemakaian modal
Dalam praktek, metode ini seringkali paling efektif menaikkan NITAMI. Coke menggunakan kemasan plastik untuk concentratenya daripada menggunakan kemasan logam.
3. Lakukan investasi pada proyek-proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.
Yakinkan bahwa proyek-proyek tersebut bisa mendapatkan lebih hanya sekedar ongkos modal keseluruhan yang diperlukan.

Berbagai paparan diatas jelas terlihat, bahwa EVA terutama digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaaan nilai (value creation) yang merupakan salah satu kelebihan EVA.
Menurut Mirza (1997:299) mengungkapkan kelebihan lain dari EVA adalah : EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan bebanbiaya modal sebagai konsekuensi investasi. perhitungan Eva dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian dengan menggunakan analisis ratio. Konsep EVA adalah alat pengukur karyawan perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu
dengan memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil, dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan pedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih, pada perusahaan yang mempunyai struktur terdiri dari beberapa divisi suatu profit center, sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan tolak ukur yang tepat untuk menjalankan Stakeholders Satisfaction Concepts yaitu memperhatikan karyawan, pelanggan, dan pemodal. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran yang praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan, sehingga
merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
Meskipun konsep EVA berorientasi pada kinerja operasional akan tetapi sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategi perkembangan portofolio perusahaan. Sebagai contoh bila suatu unit usaha selalu mempunyai EVA yang negatif, kemungkinan sudah saatnya perusahaan induknya memutuskan untuk keluar dari bisnis tertentu. Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian
yang secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Melihat berbagai kelebihan EVA, ternyata juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Mirza (1997:197-198) sebagai berikut :
1 EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
2 EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justruk lebih dominan.
3 Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat.
Walaupun terdapat beberapa kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan acuan, mengingat EVA memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi
mereka. Pengembalian dari suatu investasi, baru akan berarti apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan
investasi tersebut.


sumber : www.google.com

Perhitungan EVA

Penentuan EVA
Langkah-langkah untuk menentukan EVA (Mikke Rousana,1997:19) adalah sbb:
1. Menghitung cost of debt
2. Menghitung cost of common stock
3. Menghitung struktur permodalan dari neraca
4. Menghitung NOPAT
5. Menghitung tingkat pengembalian (r)
6. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
7. Menghitung EVA

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan ukuran EVA menurut Widayanto (1994:223) adalah sebagai berikut :
I. Menghitung atau menaksir biaya modul utang (cost of debt)
Biaya utang (cost of debt) merupakan rate yang harus dibayar oleh perusahaan di
dalam pasar sekarang untuk mendapatkan utang jangka panjang yang baru. Yang dimaksudkan disini adalah utang obligasi. Perhitungannya dapat dilakukan dengan
menghitung biaya utang sebelum pajak, dimana besarnya biaya modal adalah sama dengan tingkat couponya, yaitu tingkat bunga yang dibayarkan untuk tiap lembar obligasi. Perhitungan yang lain adalah dengan cara menghitung biaya utang setelah pajak, dengan mengalikan suku bunga utang (1-t), dimana t adalah tarif pajak perusahaan yang bersangkutan.
2. Menaksir biaya modal saham (cost of equity)
Perhitungan biaya modal (cost of equity) dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan, antara lain CAPM yang melihat cost of equity sebagai penjumlahan dari tingkat bunga tanpa resiko dan selisih tingkat pengembalian yang diharapkan dari portofolio pasar dengan tingkat bungan tanpa resiko dikalikan dengan resiko yang sistematis perusahaan (nilai beta perusahaan). Pendekatan deviden yang melihat cost
of equity sebagai nilai deviden per harga saham ditambah dengan prosentase pertumbuhan dari deviden tersebut atau dengan pendekatan price earning yang melihat cost of equity sebagai nilai dari laga per saham dibagi dengan harga saham sekarang.
3. Menghitung struktur permodalan (dari neraca)
Modal atau capital merupakan jumlah dana yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai perusahaannya yang merupakan penjumlahan dari total utang dan modal Saham.
4. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital-WACC)
WACC merupakan rata-rata tertimbang biaya utang dan modal sendiri, menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor . Dengan demikian perhitungannya akan mencakup perhitungan masing-masing komponennya, yaitu biaya utang (cost of debt), biaya modal saham (cost of equity), serta proporsi masing- masing di dalam struktur modal perusahaan.
5. Menghitung EVA
Dilakukan dengan mengurangi laba operasional setelah pajak dengan biaya modal yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk melihat apakah dalam perusahaan telah terjadi EVA atau tidak, dapat ditentukan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Widayanto(1994)sebagai berikut:
1 EVA > 0, maka telah tejadi nilai tambah ekonomis (NITAMI) dalam perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur mendapatkan bungan. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangannya telah baik.
2. EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis (NITAMI) bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan dan kreditur tetap mendapatkan bungan. Sehingga dengan tidak ada nilai tambahnya mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan kurang baik.
3 EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba yang telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur dan pemegang saham.


sumber : www.google.com

Pengertian Economic Value Added (EVA)

Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada (Widayanto,1994:188).
Dengan penghitungan EVA diharapkan dapat memperoleh hasil perhitungan pada upaya penciptaan nilai perusahaan (Creating a Firms value) yang lebih realistis. Menurut Kiryanto(1997:125) Nilai bisa diartikan “nilai guna, daya guna maupun benefits yang dinikmati oleh Stakeholders”. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung berdasarkan kepentingan kreditur dan terutama para pemegang saham dan bukan berdasar nilai buku yang bersifat historis. Karena seorang investor yang rasional tentu akan mendasarkan keputusannya pada data keuangan yang paling up to date, bukan pada data yang bersifat historis.
Konsep EVA merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja perusahaan secara adil yang maksudnya konsep EVA memperhatikan sepenuhnya para penyandang dana dalam hai kepentingan, harapan dan derajat keadilan, yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimban (weighted) dan struktur modal awal yang ada (Widayanto, 1993:195). Sedangkan pengertian Economic Value Added menurut Widayanto (1993:115) adalah : EVA dilandasi pada konsep bahwa dalam pengukuran laba suatu perusahaan kita harus dengan adil mempertimbangkan harapan setiap penyedia dana (kreditur dun pernegung saham). Derajat keadilan tersebut dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal yang ada. Untuk itulah perlu pemahaman mengenai konsep ongkos modal (cost of capital) karena Nitami memang berangkat dari sini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu alat analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang realistis dari operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya. Selain itu EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para penyandang dana, melalui perhitungan biaya modal tertimbang dari struktur modal perusahaan. Konsep EVA merupakan suatu konsep baru yang berangkat dari konsep lama yaitu biaya modal (cost of capital). Konsep ini merupakan suatu konsep yang digunakan untuk mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang dan modal ataupun modal kerja. Pengertian biaya modal itu sendiri menurut Van Home dan Wachowicz(1992:432) adalah : “Cost of Capital is the required rate of return on the vurious types of financing”.

sumber : www.google.com

JUST IN TIME

Just In Time sudah tidak asing lagi terdengar baik yang masuk telinga kiri maupun yang masuk lewat telinga kanan. Dari mulai terkenalnya sampai saat ini tahun 2007 dia sudah berusia 29 tahun berfungsi dalam persediaan. Just In Time menekankan bahwa semua material harus menjadi bagian aktif dalam sistem produksi dan tentu dia melarang timbulnya problem yang mengakibatkan hadir biaya persediaan. Dalam Jus In Time persediaan diminimalisasi dengan tetap menjaga keberlangsungan produksi. Ini berarti dia bilang bahan maupun barang tersedia dalam waktu, jumlah dan kualitas yang tepat saat diperlukan. Metode Just In Time dalam keberadaannya tidak sekedar diterapkan untuk bidang persediaan, melainkan juga dapat diimplementasikan dalam bidang produksi. Dalam bidang produksi, Just In Time menekankan upaya kontinuitas pengurangan pemborosan dan ketidakefisienan lewat lot size yang kecil, kualitas tinggi, koordinasi tim kerja. Produksi Jus In Time menunjukan sistem produksi dimana aktifitas operasi terjadi hanya jika diperlukan. Selain demikian berposisi sebagai alat pendekatan untuk penyeimbang produksi, alat pengendali kualitas produk, dan mekanisme untuk motivasi serta keterlibatan para tenaga kerja. Whoa, ini adalah pengetahuan. Metode Just In Time banyak digunakan dalam aktifitas produksi. Penggunaan demikian, khususnya produksi berbasis pesanan. Akan tetapi adalah kenyataan Just In Time tidak banyak digunakan pada kegiatan perdagangan eceran. Hal tersebut, selidik demi selidik karena permintaan konsumen tidak dapat diramalkan sebelumnya. Just In Time juga tidak banyak digunakan dalam produksi berpola musiman. Dengan demikian, Just In Time dapat diimplementasikan dengan baik bila produk yang dibikin mempunyai sifat sedikit variasi jenis dan lokasi supplier secara kasat mata berada dekat dengan perusahaan, serta efektif andai terdapat integritas yang baik dari semua fungsi antara supplier dengan konsumen.


SUMBER : WWW. GOOGLE.COM

Senin, 03 Mei 2010

Bukti Audit

Bukti Audit yang yang mendukung laporan keuangan terdiri dari akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.

Bukti yang mendukung laporan keuangan :
1. jurnal
2. buku besar
3. buku pembantu
4. buku pedoman akuntansi yang berkaitan
5. lembaran kerja (work sheet)
6. spread sheet yang mendukung alokasi biaya
7. perhitungan rekonsiliasi keseluruhan

Bukti audit penguat seperti :
1. cek
2. catatan elektonik funds transfer
3. faktur
4. surat kontrak
5. notulen rapat
6. konfirmasi & representasi tertulis dari pihak yang mengetahui
7. pengamatan
8. inspeksi dan pemeriksaan fisik

Dalam banyak hal uditor banyak menggunakan bukti yang bersifat mengarahkan dari pada bukti yang bersifat meyakinkan.
dalam merancang prosedur audit untuk memperoleh bukti yang cukup kompeten, auditor harus memperhatikan kemungkinan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan pronsip akuntansi yang ada di Indonesia.


Auditor menguji data akuntansi yang mendasari laporan keuangan dengan :
1. menganalisis dan merreview
2. menelusuri kembali langkah2 prosedur yang diikuti dalam langkah proses akuntansi
3.penghitungan kembali
4. rekonsiliasi dan tipe-tipe aplikasi yang berkaitan dengan informasi yang sama

PROSEDUR ANALITIS

Terdapat 5 jenis prosedur analitis :
1. Membandingkan data klien dengan industri.
2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya.
3. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan klien.
4. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor.
5. Membandingkan data klien dengan hasil perkirakaan yang menggunakan data non keuangan.

Asersi
adalah pernyataan manajemen yang terkandung dalam komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat berupa eksplisit atau implisit serta dapat diklasifikasikan kedalam golongan besar sebagai berikut :
1. keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak dan kewajiban
4. Penilaian
5. Penyajian dan pengungkapan

Perencanaan Audit

Hal yang harus dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan audit adalah :
1.Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri dimana satuan usaha tsb beroperasi didalamnya.
2.Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tsb.
3. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tsb dalam mengolah informasi akuntansi.
4. Penetapan tingkta resiko pengendalian yang direncanakan.
5. Pertimbangan awal tentang materialitas untuk tujuan audit.
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian.
7. kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit.
8. Sifat audit yang dilaporkan akan diserahkan kepada pemberi tugas.


Isi Audit plan :
1. Hal-hal mengenai client
2. Hal-hal yang mempengaruhi client
3. REncana kerja Auditor.